Selasa, 26 Februari 2013

Cerpen


     

   Siang ini adalah yang kedua kalinya aku melihat pengumuman test SMA Favoritku. Tadi pagi aku sudah kesini. Tapi pengumuman datang pukul 11. Aku tidak bersama teman-temanku karena suatu hal. 
  Kertas dipapan itu, kupandangi setiap detailnya sambil berkerumun dengan siswa lain. Kucari no pendaftaranku. Tapi tidak ada

"Sepertinya Tuhan memang tidak menghendaki aku bersekolah disini! Mungkin aku akan lebih sukses disekolah yang isinya tidak dipenuhi anak-anak super jenius" pikirku dalam hati. 

Kemudian aku teringat disaat-saat aku dan sahabatku Yuna! Kami berjuang belajar bersama untuk masuk SMA ini. 

"Yui, kamu jadikan nanti sore kerumahku? kita belajar bareng! kayaknya hari ini kita terakhir belajar untuk TPA karena besok hari terakhir, setelah sekian lama kita habiskan waktu untuk belajar bersama! Kita harus semangat ya! Kamu gak perlu khawatir kamu pasti diterima, karna kamukan pintar. Sedangakan aku? apa ada kesempatan untukku bersekolah disana?" Kata Yuna dengan wajah yang awalnya ceria tiba-tiba berubah kusut!

"Yuna, kamu juga pintar kok! Apalagi kamu itu kreatif! Kamukanpernah bilang. Apapun itu kalau kita berjuang pasti bisa dilewati!"Ucapku sambil menepuk bahunya.

"Woke. Thanks ya Sahabat Terbaikku YUIKO yang IMUT alias adekku ! " 
"Wah,.. Dasar Yuna! Oce deh kamu itu sahabat terbaikku yang paling update soal Anime dan kakakku yang Cantik" kataku sambil menjulurkan lidah.

Kami sebenarnya bukan saudara. tapi kami sudah menganggap kakak dan adik satu sama lain. Bercanda dengan Yuna memang membuat hari-hariku berwarna! kalau dengannya aku jadi lupa dengan kegelisahanku karena tidak yakin diterima di SMA Favorit.
Kami berdua sama-sama suka anime Jepang. Jadi, kami punya nama Jepang. Supaya kompak keduanya berawalan huruf 'y'. Alhasil nama kami Yuiko dan Yuna! 

Kembali ke masa sekarang. . . .
   Cepat-cepat aku sms Yuna" Yuna, gimana? aku gak keterima ni. Kamu udah lihat pengumumanmu belum?"
   Dan Yuna menjawab"Aku gak tau ni Ko, Aku gak lihat. Tadi mamaku yang lihat papan pengumuman. Tapi, dari tadi mamaku diem aja gak bilang apa-apa"

Entah kenapa, sms balasan dari Yuna membuat perasaaanku bercampur. Aku punya firasat kalau dia lulus. Tapi, pikiran negatifku muncul "Masasih, Nilai Raport dia dan aku, jauh lebih tinggi nilaiku. Apalagi UN. Jadi penasaran nilai TPA Yuna seberapa besar sih?" 
Segera aku tepis perasaan ini! Dari pad